Gerabah Bayat Di Klaten : Bikinnya Pake Teknik Unik

Gerabah Bayat 1.jpg
Proses pembentukan gerabah dengan putaran miring diklaim hanya ada satu di dunia dan itu di Melikan.

Di Klaten, Jawa Tengah ada Desa Wisata yang bernama Desa Melikan. Lokasinya di perbatasan dua Kecamatan di Klaten, yaitu Kecamatan Wedi dan Kecamatan Bayat. Desa ini merupakan sentra pembuatan gerabah yang dikenal dengan sebutan gerabah bayat. Nama bayat diambil dari nama desa tempat gerabah ini diproduksi. Uniknya, bayat yang dipakai sebagai nama gerabah ini bukanlah diambil dari nama Kecamatan Bayat, melainkan sebuah desa di Kecamatan Wedi yang bernama Desa Bayat yang justru tidak dimiliki oleh Kecamatan Bayat. Desa Melikan dan Desa Bayat itu letaknya sangat dekat, hanya berbatas jalan raya. Jika di sebelah utara Desa Melikan maka di sebelah selatannya Desa Bayat yang keduanya berada di Kecamatan Wedi.

gerabah-bayat-3
Enter a captionPeralatan pembuatan gerabah yang sangat sederhana dan dibuat sendiri oleh perajin.

Gerabah Bayat ini memiliki beberapa keunikan. Dimulai dari ciri khas warnanya yang coklat kehitaman seperti gosong. Menurut Sukanta salah seorang perajin yang juga seorang pamong desa, warna ini diperoleh bukan dari proses pewarnaan gerabah atau vernis, melainkan diperoleh dari proses pembakaran. Gerabah pada umumnya bisa mendapatkan warna kehitaman tersebut setelah melalui proses pewarnaan. Bahan baku tanah liat di desa itu yang membuat warna itu muncul.

 

Sukanta menuturkan, dulu pernah ada orang dari daerah lain yang bekerja di sini, kemudian dia mencuri sekian kubik tanah liat dari desa kami untuk dibawa ke daerahnya dan berharap bisa memunculkan warna yang sama dengan gerabah di sini. Suatu ketika, orang tadi kembali lagi ke sini, dia heran, meski sudah menggunakan bahan baku tanah liat yang sama, kenapa warnanya tidak bisa sama seperti gerabah bayat yang asli dibuat di desa ini. Pertanyaan yang juga tidak bisa dijawab oleh Sukanta.

Keunikan selanjutnya, jika pada umumnya gerabah dibuat dengan menggunakan teknik putaran datar seperti yang terlihat di film-film atau juga video klip bahkan iklan di Televisi, gerabah bayat dibuat dengan menggunakan teknik putaran miring. Dari cerita para sesepuh, putaran miring dibuat untuk menyesuaikan dengan kondisi para perajin wanita jaman dahulu yang mengenakan kain jarit sebagai salah satu pakaiannya.

gerabah-bayat-2
Proses penjemuran gerabah dilakukan berkali-kali.

Nah, ini jadi keunikan selanjutnya dari pembuatan gerabah bayat. Gerabah bayat seluruhnya dibuat oleh wanita. Menurut Sukanta, keterlibatan bapak-bapak perajin di desanya lebih pada proses setelah pembuatan awal selesai, seperti menjemur, pelapisan, pembakaran dan juga urusan angkut-mengangkut. Penyebabnya, putaran miring ini sangat melibatkan rasa dan kehati-hatian. Proses pembentukan tanah liat menjadi bentuk gerabah yang diinginkan memerlukan sedikit tekanan saja yang identik dengan perlakuan lemah lembut wanita.

gerabah-bayat-4
Warna khas gerabah bayat coklat kehitaman dan seperti gosong di beberapa tempat.

 

Mudah saja untuk mencapai Desa Wisata Melikan. Ketika melintas di Jalan utama Jogja – Solo dan memasuki wilayah Klaten setelah Prambanan akan ada papan penunjuk arah ke Desa Melikan. Cukup mengikuti jalan aspal yang paling besar, mungkin sekitar 20 km kemudian akan ada Gapura selamat datang di Desa Melikan.

Sayangnya, di beberapa belokan tidak dipasang papan penunjuk arah sehingga cukup membingungkan bagi wisatawan yang baru pertama kali datang. Tetapi hal itu sudah bisa teratasi mengingat sekarang sudah ada google map. Hehehe. Petunjuk yang paling kelihatan adalah banyaknya penjual gerabah-gerabah di kanan kiri jalan. Eits, itu hanya petunjuk kalau anda sudah sampai di Melikan ya karena mereka bukan perajin melainkan hanya pedagang gerabah.

Jika ingin melihat wisata Melikan yang sebenarnya, tentunya datang langsung ke perajinnya. Anda bisa melihat semua proses pembuatannya karena semua rumah di desa itu membuat gerabah. Tetapi untuk masuk ke desa pembuatan gerabah anda harus tanya orang yang tepat.

Saran saya, datanglah ke kantor Kelurahannya dulu. Namanya Balai Desa Melikan. Nanti di sana, bersikaplah yang sopan ya, karena jika anda bersikap baik tentunya respon yang didapat juga baik. Anda sopan kami segan, katanya. Nanti bapak-bapak di sana akan memberikan arahan atau setidaknya petunjuk supaya anda bisa menjelajahi desa wisata Melikan dengan tenang dan nyaman.  Dan jika anda membeli dari perajin langsung sudah pasti harganya lebih murah bahkan masih bisa ditawar lagi. Tapi nawarnya jangan kebangetan, kasihan. Biasanya sih kalau beli lebih dari tiga macam sudah dikasih diskon. Hehehe.

 

 

Leave a comment